Risiko Terkini Akibat Kegemukan

Hasil penelitian terbaru yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan ahli-ahli saluran pencernaan di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa wanita gemuk berisiko untuk menderita kanker usus besar hingga 4 kali lipat dibanding dengan wanita yang mempunyai berat badan normal. Padahal risiko ini sudah mengesampingkan risiko kanker usus besar lainnya, seperti usia, penggunaan alkohol, merokok dan riwayat kanker usus besar dalam keluarga.
Hasil ini didapat dari 2300 kolonoskopi (pemeriksaan radiologis untuk melihat keadaan usus besar), dari 1.050 orang wanita yang berusia sekitar 57 tahun.
Walaupun pada pria gemuk juga terdapat risiko untuk menderita kanker usus besar, tapi peningkatan risiko itu tidak bermakna. Tidak seperti risiko yang dialami oleh wanita gemuk.
Sedang penelitian terbaru di Australia, dengan 109 orang yang mempunyai berat badan berlebih hingga kegemukan dan 33 orang dengan berat badan normal. Mereka diberikan serangkaian test untuk melihat fungsi dan struktur dari jantung.
Penelitian ini ingin menyoroti efek kegemukan pada kesehatan jantung pada orang-orang yang tidak mempunyai penyakit jantung sebelumnya. Hasilnya, kegemukan mempunyai hubungan langsung dengan tingkat gangguan fungsi jantung. Dimana berat badan yang semakin meningkat, akan membuat otot jantung semakin menebal. Semakin berat kegemukan yang diderita, dapat berakibat jantung tidak dapat berkontraksi dan berelaksasi secara normal.
Hasil penelitian ini dilaporkan dalam American Heart Association, dalam jurnal Circulation.
Penyakit akibat kegemukan
Sebelum membahas berbagai macam penyakit akibat kegemukan, kita perlu tahu terlebih dulu indikator gemuk. Biasanya kita memakai tolok ukur indeks massa tubuh (IMT). Rumusnya, IMT = berat badan : kuadrat tinggi badan. Jika IMT di atas 23 (IMT orang Asia 18,5-22,9) maka itu bisa dikatakan berat badan berlebih atau obesitas. Anda bisa memeriksa (kembali) dengan menggunakan form pemeriksaan berat badan anda (klik-> di sini).
Nah, inilah beberapa penyakit dan gangguan kesehatan akibat kegemukan yang pada akhirnya mengganggu kehidupan seksual penderitanya:


  1. Problem persendian
    Kalau pria semakin gemuk maka beban tulang akan semakin berat. Karena menyangga beban di luar porsi, maka akan muncul gangguan sendi.Yang sering kita dengar adalah penyakit rematik walaupun tidak semua gangguan sendi adalah rematik. Keadaan ini tentu saja akan membuat hubungan intim dengan pasangan terasa tidak nyaman bahkan keterbatasan dalam gerakan tertentu akan sangat berpengaruh pada tingkat pencapaian orgasme seseorang.


  2. Masalah dengan kesehatan jantung

    Ada satu hal yang perlu dingat bahwa pada orang gemuk tentu metabolisme bergerak lebih dinamis dengan beban lebih, karena semakin berat bebannya, otomatis jantung berdenyut lebih cepat, bekerja lebih banyak dan pada gilirannya tentu saja akan terkompensasi oleh tubuh secara alamiah. Dalam hal kompensasinya tak dapat lagi ditolerir oleh tubuh maka tak pelak lagi akan menimbulkan gangguan jantung serius. Gangguan jantung ini dikenal dengan dekompensasi kordis. Kasus ini ditemukan banyak pada orang gemuk yang tidak banyak pergerakannya. Disisi lain bila dikaitkan dengan mikrosirkuler pembuluh darah maka resiko penyakit jantung koroner juga menjadi terbuka lebar oleh karena beberapa alasan. Selain itu mereka yang pernah mendapat diagnosa gangguan koroner apalagi yang pernah mendapat serangan jantung akan selalu cemas dan khawatir akan terjadinya serangan baru. Efeknya, tidak cuma lelaki, namun pasangannya juga akan merasa khawatir akan datangnya heart attack saat melakukan hubungan intim. Dengan begitu hubungan badan pun tidak nyaman, dan gairah bisa hilang.


  3. Hipertensi

    Pada kegemukan, apalagi yang kurang bergerak, pembuluh darah sering mengalami atherosclerosis atau pengapuran sehingga menyempit yang menyebabkan naiknya tekanan darah. Menurut Dr Sumarsono Sastrowardoyo, urolog senior dari Jakarta, lebih separuh dari kasus impotensi disebabkan oleh gangguan mikrovaskuler yang disebabkan oleh hipertensi, problem lipid darah, dan diabetes. Menurut dia gangguan mikrovaskuler ini sangat berpengaruh dalam rigiditas atau tingkat kerasnya organ penis saat penis ereksi.


  4. Diabetes melitus

    Orang gemuk cenderung mengalami penurunan hormon insulin. Ini membuat gula darah naik dan akan meracuni seluruh tubuh termasuk alat vital. Pada diabetes lama, apalagi yang tidak terkontrol penis akan mengalami kesulitan ereksi karena saraf-sarafnya diracuni oleh banyaknya gula. Dr Fisher Theys, seksolog terkemuka asal Afrika Selatan yang mengajar di Chicago University mengatakan diabetes melitus membuat naiknya titik ambang rangsangan, sehingga penderita akan lebih sulit terangsang. Dengan kata lain, pada kasus diabetes yang tidak terkontrol, penderita tidak saja tidak mampu mempertahankan ereksi yang cukup lama tetapi bahkan juga kesulitan memulai ereksi itu sendiri.

    Gangguan lain adalah terjadinya perubahan pada pembuluh darah kecil, termasuk yang menuju ke penis. Salah satu akibat dari perubahan inilah yang menjadi penyebab utama gangguan seksual retrogade ejaculation (ejakulasi ke belakang), yaitu semprotan sperma menuju kandung kemih, bukannya keluar secara normal. Tentu saja penderita kelainan ini tidak akan bisa membuahi pasangannya. Untungnya kasus ini sehari-hari ditemukan tidak terlalu banyak.


  5. Gangguan hormonal

    Semakin gemuk, jumlah testosteron yang mengalir ke otak dan darah akan semakin menurun. Ini menyebabkan nafsu seks akan turun dan ereksi tidak bisa optimal. Dampaknya, membuat penderita tidak percaya diri, ragu akan potensi diri.

    "Sebetulnya, produksi testosteron pada lelaki gemuk atau kurus sama banyak. Tapi pada lelaki gemuk, pembagian hormon itu akan lebih luas dan banyak, sehingga jatah ke penis pun jadi berkurang," papar Dr Naek.

0 komentar:

Posting Komentar