1.1. Standar, Normal, dan Sesungguhnya
Harga pokok produk dapat ditetapkan atas dasar harga pokok sesungguhnya, harga pokok normal, dan harga pokok standar. Penentuan harga pokok produk berdasar biaya sesungguhnya memiliki kelemahan dalam hal pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, penentuan harga pokok produk berdasar biaya sesungguhnya ini dimodifikasi dengan menetapkan biaya overhead pabrik atas dasar taksiran. Untuk kepentingan pengendalian biaya, harga pokok produk ditetapkan berdasar biaya standar.
1.5. Standar Tenaga Kerja Langsunga
Standar tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dipekerjakan untuk memproduksi satu unit produk. Standar tenaga kerja langsung dapat dibedakan menjadi standar tarip upah langsung dan standar efisiensi tenaga kerja langsung.
1.2. Penggunaan Biaya Standar
Biaya standar dapat digunakan untuk (1) pengendalian biaya, (2) penentuan harga pokok persediaan, (3) perencanaan anggaran, (4) penentuan harga jual, dan (5) mengurangi pekerjaan pencatatan (record-keeping). Tujuan pengendalian biaya adalah untuk membantu manajemen agar dapat membuat produk dengan biaya produksi yang serendah mungkin pada standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya standar, manajemen dapat membuat perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar sehingga dapat mengukur prestasi dan menghilangkan ketidak-efisienan.
Harga pokok persediaan dapat dinilai sebesar biaya standar, sedang selisih dengan biaya sesungguhnya akibat ketidak-efisienan dan kapasitas mengganggur dilaporkan sebagai biaya periode. Untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal, persediaan harus disesuaikan sehingga disajikan sebesar biaya sesungguhnya.
Biaya standar sangat bermanfaat untuk penyusunan anggaran pada periode tertentu. Anggaran adalah biaya standar pada tingkat aktivitas yang diharapkan untuk periode tertentu.
Harga jual dan harga pokok mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika harga jual diturunkan maka diharapkan kuantitas yang dijual akan meningkat. Jika kuantitas yang dijual bertambah maka harga pokok per unit akan turun karena adanya biaya overhead pabrik tetap. Dengan adanya biaya standar, manajemen dapat membuat kombinasi harga jual dan kuantitas yang dijual pada berbagai tingkat kegiatan sehingga akan dicapai laba yang maksimal.
Kegiatan pencatatan akan dapat dikurangi jika digunakan biaya standar karena dengan menggunakan standar pencatatan rinci tidak diperlukan. Jika persediaan dinilai sebesar harga pokok standar maka pencatatan persediaan hanya membutuhkan catatan tentang kuantitas persediaan saja.
1.3. Jenis Standar.
Ada tiga jenis standar, yaitu (1) standar tetap (dasar), (3) standar ideal, dan (3) standar yang dapat dicapai. Standar tetap adalah standar yang sekali ditetapkan tidak berubah. Standar ini mungkin ideal pada saat ditetapkan tetapi dengan berjalannya waktu terjadi perubahan yang mendasari disusunnya standar sehingga menyebabkan standar tersebut tidak sesuai lagi. Standar ini jarang digunakan akibat penyusutan manfaatnya.
Standar ideal adalah standar yang disusun pada kondisi yang sempurna. Standar ini disusun dengan asumsi bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat diperoleh dengan harga yang termurah (minimum) setiap saat. Dalam penyusunan standar ideal diasumsikan bahwa pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik telah optimal pada kapasitas produksi 100%. Dalam kenyataan, standar ini tidak akan dapat ditemui sehingga selisih yang terjadi selalu merupakan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable variances).
Standar yang dapat dicapai (attainable standards) adalah standar yang didasarkan pada tingkat efisiensi yang tinggi yang dapat dicapai oleh karyawan. Standar ini disusun dengan asumsi bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat diperoleh dengan harga terbaik (good overall price). Dalam menyusun standar ini dipertimbangkan bahwa tenaga kerja tidak dapat berkerja 100% efisiensi, dimungkinkan adanya produk rusak normal, dan perusahaan tidak mungkin beroperasi pada kapasitas 100%.
Standar dapat dibedakan menjadi (1) standar bahan baku, (2) standar tenaga kerja langsung, dan (3) standar overhead pabrik.
1.4. Standar Bahan Baku
Standar bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Standar bahan baku dapat dibedakan menjadi standar harga bahan baku dan standar efisiensi (pemakaian) bahan baku.
1.5. Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dipekerjakan untuk memproduksi satu unit produk. Standar tenaga kerja langsung dapat dibedakan menjadi standar tarip upah langsung dan standar efisiensi tenaga kerja langsung.
1.6. Standar Overhead Pabrik
Standar overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Standar overhead pabrik dapat dibedakan menjadi standar overhead pabrik tetap dan standar overhead pabrik variabel.
Harga pokok produk dapat ditetapkan atas dasar harga pokok sesungguhnya, harga pokok normal, dan harga pokok standar. Penentuan harga pokok produk berdasar biaya sesungguhnya memiliki kelemahan dalam hal pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, penentuan harga pokok produk berdasar biaya sesungguhnya ini dimodifikasi dengan menetapkan biaya overhead pabrik atas dasar taksiran. Untuk kepentingan pengendalian biaya, harga pokok produk ditetapkan berdasar biaya standar.
1.5. Standar Tenaga Kerja Langsunga
Standar tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dipekerjakan untuk memproduksi satu unit produk. Standar tenaga kerja langsung dapat dibedakan menjadi standar tarip upah langsung dan standar efisiensi tenaga kerja langsung.
1.2. Penggunaan Biaya Standar
Biaya standar dapat digunakan untuk (1) pengendalian biaya, (2) penentuan harga pokok persediaan, (3) perencanaan anggaran, (4) penentuan harga jual, dan (5) mengurangi pekerjaan pencatatan (record-keeping). Tujuan pengendalian biaya adalah untuk membantu manajemen agar dapat membuat produk dengan biaya produksi yang serendah mungkin pada standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya standar, manajemen dapat membuat perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar sehingga dapat mengukur prestasi dan menghilangkan ketidak-efisienan.
Harga pokok persediaan dapat dinilai sebesar biaya standar, sedang selisih dengan biaya sesungguhnya akibat ketidak-efisienan dan kapasitas mengganggur dilaporkan sebagai biaya periode. Untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal, persediaan harus disesuaikan sehingga disajikan sebesar biaya sesungguhnya.
Biaya standar sangat bermanfaat untuk penyusunan anggaran pada periode tertentu. Anggaran adalah biaya standar pada tingkat aktivitas yang diharapkan untuk periode tertentu.
Harga jual dan harga pokok mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika harga jual diturunkan maka diharapkan kuantitas yang dijual akan meningkat. Jika kuantitas yang dijual bertambah maka harga pokok per unit akan turun karena adanya biaya overhead pabrik tetap. Dengan adanya biaya standar, manajemen dapat membuat kombinasi harga jual dan kuantitas yang dijual pada berbagai tingkat kegiatan sehingga akan dicapai laba yang maksimal.
Kegiatan pencatatan akan dapat dikurangi jika digunakan biaya standar karena dengan menggunakan standar pencatatan rinci tidak diperlukan. Jika persediaan dinilai sebesar harga pokok standar maka pencatatan persediaan hanya membutuhkan catatan tentang kuantitas persediaan saja.
1.3. Jenis Standar.
Ada tiga jenis standar, yaitu (1) standar tetap (dasar), (3) standar ideal, dan (3) standar yang dapat dicapai. Standar tetap adalah standar yang sekali ditetapkan tidak berubah. Standar ini mungkin ideal pada saat ditetapkan tetapi dengan berjalannya waktu terjadi perubahan yang mendasari disusunnya standar sehingga menyebabkan standar tersebut tidak sesuai lagi. Standar ini jarang digunakan akibat penyusutan manfaatnya.
Standar ideal adalah standar yang disusun pada kondisi yang sempurna. Standar ini disusun dengan asumsi bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat diperoleh dengan harga yang termurah (minimum) setiap saat. Dalam penyusunan standar ideal diasumsikan bahwa pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik telah optimal pada kapasitas produksi 100%. Dalam kenyataan, standar ini tidak akan dapat ditemui sehingga selisih yang terjadi selalu merupakan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable variances).
Standar yang dapat dicapai (attainable standards) adalah standar yang didasarkan pada tingkat efisiensi yang tinggi yang dapat dicapai oleh karyawan. Standar ini disusun dengan asumsi bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dapat diperoleh dengan harga terbaik (good overall price). Dalam menyusun standar ini dipertimbangkan bahwa tenaga kerja tidak dapat berkerja 100% efisiensi, dimungkinkan adanya produk rusak normal, dan perusahaan tidak mungkin beroperasi pada kapasitas 100%.
Standar dapat dibedakan menjadi (1) standar bahan baku, (2) standar tenaga kerja langsung, dan (3) standar overhead pabrik.
1.4. Standar Bahan Baku
Standar bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Standar bahan baku dapat dibedakan menjadi standar harga bahan baku dan standar efisiensi (pemakaian) bahan baku.
1.5. Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dipekerjakan untuk memproduksi satu unit produk. Standar tenaga kerja langsung dapat dibedakan menjadi standar tarip upah langsung dan standar efisiensi tenaga kerja langsung.
1.6. Standar Overhead Pabrik
Standar overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Standar overhead pabrik dapat dibedakan menjadi standar overhead pabrik tetap dan standar overhead pabrik variabel.
0 komentar:
Posting Komentar